Saturday, October 26, 2024

Praktik Baik Pembelajaran Inovatif (Problem Based Learning) Berbasis TIK - Asesmen Efektif, Belajar Interaktif

        Beberapa bulan terakhir merupakan salah satu pengalaman dan pembelajaran terbaik dalam hidup saya sebagai guru. Berawal dari rasa penasaran, saya mengikuti program peningkatan kompetensi pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) yang diadakan oleh Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kegiatan ini dimulai sejak bulan Juli 2024 dan terdiri dari level 1 (Literasi), level 2 (Implementasi), level 3 (Kreasi), dan level 4 (Berbagi dan Berkolaborasi). Setelah mengikuti program ini hingga level 4, saya merasa mendapatkan manfaat yang sangat luar biasa. Manfaat tersebut saya dokumentasikan dalam vlog praktik pembelajaran dan kegiatan berbagi praktik baik. Yuk kita simak vlog berikut.

Vlog - Asesmen Efektif, Belajar Interaktif
       

        Bagaimana menurut sahabat pembaca? adakah inspirasi yang diperoleh dari vlog tersebut? Nah, selanjutnya saya akan menceritakan kisah dibalik praktik baik tersebut berdasarkan situasi, tantangan, aksi dan refleksi terhadap praktik baik yang sudah saya lakukan.

SITUASI

    Berdasarkan rapor pendidikan SMAN 3 Kotamobagu, salah satu elemen yang paling minor peningkatannya adalah metode pembelajaran. Hasil tersebut sejalan dengan pengamatan yang saya lakukan di sekolah, termasuk pengamatan terhadap diri saya sendiri. Situasi tersebut tidak membuat saya langsung menyimpulkan untuk memperbaiki metode pembelajaran. Saya mencoba untuk kembali berpikir "sebetulnya, apa yang hilang dalam pembelajaran saya selama ini? Apa aspek yang saya lupakan?". Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ini, lahirlah suatu gagasan dalam pikiran saya bahwa selama ini saya mengesampingkan "asesmen" dalam pembelajaran. "Melalui asesmen, kita dapat memperbaiki metode pembelajaran apapun".

TANTANGAN

      Dilema terjadi ketika saya mulai merancang praktik baik ini. Sering benak saya bermonolog "Kamu yakin, rencana ini akan berhasil? yakin bisa fokus mengajar sambil melakukan asesmen?". Sahabat pembaca, tantangan seorang guru dalam mengajar salah satunya adalah situasi kelas yang kurang ideal. input peserta didik tidak bisa diabaikan. Mereka berasal dari beragam latar belakang yang berbeda-beda. Sebagai guru Matematika SMA, tak jarang saya menemui peserta didik yang kemampuannya jauh dibawah jenjang yang seharusnya mereka berada sekarang. Sebagai contoh, dalam suatu kesempatan, saya juga pernah mengalaminya sendiri. Ketika saya berencana melakukan pengamatan menggunakan rubrik, saya tidak jadi melakukan pengamatan karena harus fokus membantu peserta didik saat belajar. Dengan demikina, "haruskah saya mengesampingkan asesmen? haruskah saya mengabaikan peserta didik? bukankah sebagai guru, kita harus berpihak pada murid?".

AKSI

        Program PembaTIK telah memberikan saya salah satu alternatif solusi yang sangat mungkin untuk dilakukan. Salah satu ide yang muncul dalam pikiran saya adalah "bagaimana jika asesmen tidak harus saya sendirian yang melakukannya? bagaimana jika peserta didik dapat mengevaluasi dirinya secara mandiri? bagaimana jika ada solusi kolaboratif yang dapat saya manfaatkan dengan teknologi?". Pada tahap ini, saya harus merevisi kalimat pada paragraf sebelumnya. "Melalui asesmen, kita dapat memperbaiki metode pembelajaran apapun, dan dengan teknologi kita dapat membuat asesmen yang efektif, serta pembelajaran yang lebih interaktif".
        Model pembelajaran yang saya gunakan dalam praktik baik pembelajaran terinspirasi dari salah satu model pembelajaran yang dibahas dalam modul PembaTIK, yakni model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini memiliki sintaks sebagai berikut; (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
        Ada hal menarik selama saya memikirkan dan mengerjakan rancangan inovasi ini. Sejujurnya saya cukup akrab dengan referensi berbagai teknologi untuk pembelajaran pada program ini. Namun, saya justru tertarik dan mendapatkan inspirasi dari bagaimana modul-modul dan halaman web pembaTIK disajikan. Saya merasa pemanfaatan TIK dalam rangkaian program PembaTIK ini tidak sekedar menarik, namun sangat efisien dan sesuai dengan kebutuhan bagi para peserta yang mengikuti program PembaTIK. Disinilah saya sadar bahwa pemanfaatan teknologi yang sesuai akan memberikan manfaat yang lebih besar.
        Beberapa perangkat TIK yang saya gunakan adalah Mentimeter, LiveWorksheets, Genially, Lumi, Youtube, Canva, Wordwall, Quizizz, dan Google Form, yang penggunaanya telah saya presentasikan melalui Vlog. Tahapan pembelajaran yang saya gunakan dalam praktik baik tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 1. langkah-langkah pembelajaran


REFLEKSI

        Saya melakukan analisis menggunakan data yang saya peroleh dari asesmen saat pembelajaran. Hasil yang ditunjukkan memperlihatkan dampak yang positif. Peserta didik merasa nyaman untuk mengungkapkan pendapat, karena survei kesiapan belajar dan refleksi pembelajaran dilakukan secara anonim. Mereka juga menunjukkan hasil belajar yang positif. di survei lainnya, terlihat bahwa sepanjang pembelajaran berlangsung, saya dapat memberikan bantuan pembelajaran bagi peserta didik yang membutuhkan. Dengan demikian, saya dapat menyimpulkan bahwa praktik baik ini berhasil, dan tetap harus dievaluasi agar selanjutnya dapat diterapkan lebih maksimal lagi.
Gambar 2. Analisis Data Asesmen

        Praktik pembelajaran yang saya lakukan ini masih jauh dari kata sempurna. Tak hanya belajar melalui modul, saya bertemu dengan banyak sekali peserta PembaTIK yang jauh  lebih hebat dari pada saya. Pengalaman ini kembali menumbuhkan motivasi dalam diri saya. Saya sadar bahwa ketika saya selama ini merasa telah berupaya yang terbaik sebagai seorang guru, ternyata saya masih harus banyak belajar dari rekan-rekan sesama peserta lainnya. Melalui program PembaTIK ini, saya menyadari suatu hal yang sangat penting. Sebagai seorang guru, kita perlu terus belajar agar relevan dengan jaman. Ibarat air dalam gelas pengetahuan, sejatinya gelas tersebut tidak akan pernah penuh bila kita menuangkan kembali airnya kepada gelas-gelas pengetahuan peserta didik kita.

Terima kasih sudah berkunjung, semangat belajar, dan semangat berkarya.

#BLPTKemendikbudristek
#MerdekaBelajar
#PembaTIK2024
#SahabatTeknologiKemendikbudristek
#PlatformMerdekaMengajar 

1 comment:

Anonymous said...

Pada saat ini dunia sudah serba teknologi, memang sudah saatnya metode pembelajaran di sekolah juga memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Biasanya metode pembelajaran di sekolah masih menggunakan cara yang "kovensional", mecatat materi, menulis di papan tulis, melakukan evaluasi di kertas, tulis tangan. Itu semua tidak salah, namun dengan perubahan zaman yang sudah teknologi rasanya sudah tidak relevan lagi. Sudah saatnya untuk menyesuaikan dengan perkembangan dunia saat ini yang memanfaatkan teknologi dalam segala bidang, termasuk pendidikan. Setelah saya menonton dokumentasi yang disajikan penulis, menyadarkan kita bahwa memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran efektif sehingga murid akan lebih paham materi yang dipelajari bahkan murid akan menikmati proses belajar yang dilaksanakan. Selain itu, setiap hal yang dilakukan selama proses belajar, baik materi dan evaluasi, hasilnya dapat di dokumentasikan dengan mudah serta dapat dibagikan dan diakses oleh semua yang orang.